Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada Bayi Baru Lahir
Puskesmas Kutowinangun - Kamis, 20 Oktober 2022 dilakukan kunjungan rumah pada bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Kutowinangun dengan tujuan agar bayi mendapatkan skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK). SHK ini dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dengan tujuan untuk memeriksa apakah ada kekurangan hormon tiroid bawaan pada bayi baru lahir.
"Sebagian besar kasus kekurangan Hipotiroid Kongenital tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak disadari oleh orang tua. Gejala khas baru muncul seiring bertambahnya usia anak" (Kemenkes, 2022). Oleh karena itu, kegiatan SHK ini sangat penting dilakukan sebagai upaya promotif preventif.
Sasaran kunjungan ini yaitu bayi baru lahir berusia 48 sampai 72 jam, dimana bayi tersebut akan diambil sampel darah sebanyak 2-3 tetes dari tumit bayi yang kemudian akan dikumpulkan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, kemudian dikirim ke laboratorium di RSUP dr. Sardjito untuk dilakukan pemeriksaan. Apabila hasilnya positif, bayi harus segera diobati sebelum usianya 1 bulan agar terhindar dari kecacatan, gangguan tumbuh kembang, keterbelakangan mental dan kognitif.